Kenali Penyebab Varises dan Penanganannya
Mungkin banyak diantara sobat yang pernah mengalami kondisi abnormal pada bagian betis kaki, dimana pembuluh darah vena tampak timbul atau menonjol di permukaan kulit. Umumnya kondisi pembuluh darah vena tersebut, memanjang, melebar, dan berliku-liku, disertai rasa pegal, kram, nyeri, maupun kesemutan gatal, itulah yang disebut varises.
Dokter Subspesialis Bedah Vaskular Endovaskular di Santosa Hospital Bandung Central, dr. Romzi Karim, Sp.B SubBVE menjelaskan, varises merupakan keadaaan abnormal pembuluh darah vena, akibat adanya gangguan pada bagian aliran balik vena. Keluhan yang kerap dialami pasien bergejala varises, diantaranya rasa pegal, berat, kram, nyeri, tidak nyaman dan kadang disertai gatal-gatal pada bagian tubuh yang mengalami gangguan.
"Umumnya, gejala yang timbul dari varises, berupa pembuluh darah yang berkelok-kelok, bengkak, kulit yang mengeras dan luka di atas mata kaki. Gejala tersebut muncul, karena terjadi kerusakan pada katup aliran Vena darah," ujarnya saat ditemui di RS. Santosa Central, Senin (13/4/2021).
dr. Romzi menuturkan, pemicu dari varises, diantaranya berdiri terlalu lama, duduk terlalu lama, obesitas, hingga faktor keturunan/genetik. Varises juga, lanjutnya lebih banyak dialami oleh perempuan, dibandingkan pada laki-laki, karena dipengaruhi oleh faktor hormonal. Usia terbanyak yang mengalami varises ini adalah dewasa muda dan resiko komplikasi semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya usia.
"Lalu pertanyaannya, siapakah yang dapat terkena varises, secara umum, baik laki-laki maupun perempuan memiliki tingkat resiko terkena varises yang sama, namun lebih banyak dialami oleh perempuan, karena adanya faktor hormonal yang lebih tinggi," ucapnya.
dr. Romzi menuturkan, kondisi Varises sebaiknya ditangani secara medis. Sebab, bila tidak mendapatkan penanganan medis secara tepat, dikhawatirkan keluhan dan gejala yang timbul akan bertambah berat hingga mengganggu kualitas hidup pasien, bahkan, bila gejalanya berat, berpotensi menyebabkan kematian.
"Bila gejala varises tidak ditangani secara tepat maka selain berpotensi mengganggu kualitas hidup, tapi juga menyebabkan kematian, bila terjadi bekuan darah pada pembuluh varisesnya," ujar dokter yang meraih gelar dokter Subspesialis Bedah Vaskular Endovaskular di UI tersebut. Ia menuturkan, untuk penanganan pasien bergejala varises, sebetulnya bisa dilakukan tanpa jalan bedah operasi, atau cara konservatif, dengan mengkonsumsi obat-obatan disertai medical stocking.
Namun untuk mendapatkan hasil penanganan maksimal, jalan bedah operasi dengan pembedahan terbuka atau pembedahan minimal invasive / endovaskular, menjadi satu-satunya solusi yang harus ditempuh, terutama jika gejala varises memasuki tahap berat.
"Tindakan bedah operasi harus dilakukan, apabila sudah terjadi kerusakan katup vena yang ditandai dengan varises yang besar berkelok-kelok, kaki bengkak, kaki mengeras disertai perubahan warna, dan luka di bagian kaki," ucapnya.
dr. Romzi pun berbagi tips, agar masyarakat dapat mencegah untuk tidak terkena varises. Pencegahan tersebut, dengan olah raga teratur, jaga pola kerja jangan banyak duduk atau berdiri, kontrol berat badan jangan sampai obesitas dan minimalkan pengunaan kontrasepsi hormonal.
"Pasien yang mengalami gejala varises, dapat mengkonsultasikan terkait kondisinya, dengan datang berobat ke dokter Subspesialis Bedah Vaskular Endovaskular. Seluruh tindakan pembedahan terbuka ataupun pembedahan minimal invasive / endovaskular seperti laser, radiofrekuensi, dan lem, kini dapat dilakukan di Santosa Hospital Bandung Central," katanya.
Sumber: Tribun News Jabar
Admin adalah seorang penulis berpengalaman di Vaskular Bandung, yang memiliki dedikasi tinggi untuk menyajikan informasi kesehatan terbaru dan terpercaya.